Imanmu Menyelamatkanmu, Sudahkah Kamu Meyakini Hal Ini?

Catatan ini dibuat sebagai refleksi iman. Hanya untuk kalangan terbatas, jika tak berkenan dimohon tidak melanjutkan membaca. Daripada jadi perdebatan antar keyakinan.

-**-

Pernahkah mendengar kutipan "imanmu menyelamatkanmu". Ternyata kutipan itu memanglah benar, karena yang dikutip itu adalah sabda Yesus sendiri. Percayakah? Saya meyakini itu dan mempercayainya.

Hari ini saya mendapatkan pelajaran tentang hal ini, dari sebuah musibah yang dialami teman kantor satu atap. Dia mengalami kecelakaan cukup parah, yang nyaris menyebabkan kakinya "cacat". Bahkan saya dan teman-teman lain yang mendengarkan kisahnya dibuat ngilu apalagi menyaksikan langsung di TKP.

Ternyata dari musibah yang dialaminya, saya mengambil suatu makna tentang kehidupan, tentang keyakinan pada kekuatan lain diluar pemahaman, bahwa jika kita percaya akan penyertaan Tuhan, tangan Tuhan akan bekerja atas kita.

Laka hebat yang dialaminya dua bulan lalu itu hampir membuat kakinya tidak bisa digunakan. Namun karena keyakinannya, hal yang terjadi sebaliknya, penyembuhan yang dialami lebih cepat dan membuat heran dokter yang sempat menanganinya. Pada saat kejadian, kaki kirinya itu patah, patah bukan sekedar patah biasa tapi patah frontal, bahkan ketika dia bercerita orang-orang yang menolongnya saat itu mengangkat kakinya, posisi kaki (tulang kering kaki) tidak berada di posisi yang seharusnya.

Bayangkan sebuah kayu, yang patah satu ke atas, satu lagi ke bawah, dan itu adalah bagian dari tubuh kita, bagaimana rasanya? Saya yang mendengar dan membayangkan saja langsung dibuat ngilu. Membayangkan bagaimana sakitnya saat itu.

Operasi demi operasi memang dijalani untuk mengejar kesembuhan maksimal. Dokter menyarankan metode-metode medis dalam rangka menyelamatkan korban patah organ seperti biasanya, namun karena keterbatasan biaya dan alasan jika mengikuti metode pada umumnya banyak yang mengalami masalah lanjutan setelah penanganan tersebut. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidak melakukan pemasangan pen untuk menyambung patahan yang terjadi.

Meski begitu, operasi tetap dilakukan untuk merekonstruksi organ kaki seperti semula. Dokter sempat beberapa kali memastikan keyakinan keputusannya untuk tidak mengikuti metode pemasangan pen. Namun, dia tetap menolak, dan dokter pun mengamini keputusannya itu. Dia mempercayakan semuanya pada Yesus, jika mungkin Yesus akan menyembuhkannya.

Akhirnya semua berjalan dan berharap pada kemampuan tubuh meregenerasi dan menyambungkan sendiri patahan yang terjadi secara alami. Dan ternyata, mukjijat terjadi, penyembuhan berjalan cepat. Memang tidak saja mengandalkan obat medis umum, dia tetap berusaha dengan obat-obatan alternatif guna mengembalikan regenerasi lebih cepat. Obat-obatan ramuan Thiongkok dipercaya cukup manjur sebagai pendukung obat medis. Hasilnya memang menakjubkan, organ yang patah bisa tumbuh sesuai dan diharapkan, sehingga penyembuhannya lebih cepat. Dokter pun dibuat heran dengan hal ini.

Apabila keputusan memasang pen waktu itu diamini, mungkin akan lain ceritanya, bahkan dokter mengakui bahwa penyembuhannya tidak akan bisa secepat ini.

Satu hal yang saya catat dari sharing pengalamannya ini adalah keyakinannya bahwa Yesus akan menyembuhkannya, Yesus akan membantu dalam proses pemulihannya. Inilah yang akhirnya menjadi kekuatan yang datang tanpa kita sadari.

Belum genap dua bulan sejak kejadian, kini dia sudah bisa berjalan dan kembali berkerja. Beruntung kantornya tidak memberikan sanksi atas ijin yang cukup lama tersebut.

Inilah yang jadi contoh nyata dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa iman dan keyakinan kita pada Tuhan adalah sumber keselamatan itu sendiri, baik di dunia atau di alam lain setelah kematian.

Ada kisah tertulis dalam Kitab Suci, suatu ketika Yesus habis menyeberangi danau dengan perahu, di tepi danau banyak orang berbondong-bondong mengerumuni Dia. Datang seseorang bernama Yairus menemui Yesus, dia memohon sesuatu kepada Yesus. Agar Yesus datang menolong anak perempuannya yang sakit keras dan hampir mati. Yairus memohon agar Yesus menumpangkan tangan-Nya diatas anaknya agar anaknya sembuh. Yesus pun mengikuti Yairus.

Dalam perjalanan menuju rumah Yairus, Yesus dikerumuni banyak orang. Dalam kerumunan itu ternyata ada seorang perempuan yang juga sakit pendarahan yang tak kunjung sembuh. Perempuan ini berusaha untuk mendekati Yesus. Saat dalam kerumunan, tangan perempuan ini berhasil menyentuh jubah yang Yesus kenakan. Perempuan ini meyakini, apabila dia menyentuh jubah Yesus, maka dirinya akan sembuh. Yesus tidak tahu siapa yang memegang jubahnya saat itu dan bertanya kepada murid-muridnya, namun tidak ada yang tahu siapa orangnya, apalagi di tengah kerumunan orang banyak saat itu. Yesus pun melihat ke sekeliling, mencari siapa yang memegang jubah-Nya. Perempuan tadi yang sempat memegang jubah Yesus dibuat takut dan gemetar atas apa yang terjadi pada dirinya, karena sakit pendarahan yang selama dua belas tahun dia alami sembuh seketika. Mengetahui hal ini, perempuan ini sujud menyembah Yesus karena rasa syukurnya. Yesus berkata pada perempuan itu, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan damai dan tetaplah sembuh dari penyakitmu!"

Yesus akhirnya kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Yairus. Namun belum sampai, Yairus sudah mendapatkan kabar bahwa anaknya telah meninggal. Banyak orang mengatakan, buat apalagi dirinya menyusahkan Yesus untuk datang. Meski begitu, Yesus tetap memutuskan melanjutkan datang. Yesus berkata, "Jangan takut, percaya saja!" Yesus hanya mengajak serta murid-muridnya saja dan melarang yang lain mengikutinya. Sesampainya di rumah Yairus, Yesus mendapati sanak keluarganya menangisi anak perempuannya yang dianggap telah mati. Namun Yesus berkata, "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Banyak orang diantara mereka menertawai Yesus.

Yesus menyuruh semuanya keluar, kecuali ayah dan ibu anak itu dibawanya serta masuk ke dalam kamar dimana anak yang telah mati itu dibaringkan. Yesus memegang tangan anak perempuan itu dan berkata, "Talita kum." Yang berarti, "Hai anak perempuan, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu pula bangunlah anak perempuan itu, berdiri dan berjalan. Semua orang yang tahu akan hal ini dibuat takjub, namun Yesus berpesan agar tidak seorang pun tahu akan hal ini.

Dua kisah yang diambil dari Kitab Suci di atas adalah bentuk keyakinan iman akan penyelamatan Kristus. Karena Kristus sendirilah sumber keselamatan, yang datang sendiri pada kita.

Apa yang dialami teman saya, dan sharing pengalaman imannya itu memberikan kepastian bahwa baik dulu maupun sekarang Yesus tidak pernah berubah, tangan Yesus selalu ada untuk menyembuhkan bagi siapa yang percaya dan yakin. Seperti kata-Nya, "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan damai dan tetaplah sembuh dari penyakitmu!"

Hendaklah kisah-kisah di atas bisa jadi bahan perenungan kita, untuk yakin dan percaya, bahwa Yesus adalah sumber keselamatan.

Catatan ini dibuat hanya untuk kalangan terbatas, sebagai catatan pengingat serta sharing atas pengalaman iman yang baik, agar supaya kita pun berlaku demikian. Tuhan memberkati kita semua dalam setiap aktivitas. Amin.cpr.

Posting Komentar

0 Komentar