Perjalanan Pulang Ditemani Keberuntungan Anjing Tanah 2018

Akhirnya tiba juga waktu untuk kembali, ditemani hujan menjelang sore yang cukup deras. Seharusnya saat situasi begini, saya harusnya start lebih awal, mengingat perjalanan menuju Surabaya relatif padat, ditambah hujan sering ada genangan yang membuat macet.

Harap-harap cemas saja sepanjang perjalanan, bisa nyampe tepat waktu apa tidak ya. Sempat khawatir karena disalah satu gerbang tol padat merayap. Sensasi adrenalin saat itu, fiuh, sudah deg-deg ser aja, takut aja ketinggalan pesawat, apalagi jika harus buy ticket again, mau tidak mau pakai uang saku, mau irit malah boros. Sempet coba cek situs perjalanan tiket pesawat harganya wow, tiket kereta pun sold out. Sudah panik aja, akhirnya hanya bisa pasrah dan percaya pada GPS.

Source

Sepanjang perjalanan saya berpanduan pada Google Maps, yang menginformasikan bahwa perjalanan akan tepat waktu. Tetap saja, kondisi jalanan tidak bisa diprediksi, akhirnya mencoba pasrah dan mengikuti panduan G-Maps tadi. Macet menjelang pintu tol membuat saya gemas. Delalah, ada kendaraan di sisi kiri mogok, sepertinya ini keberuntungan buat saya, sial buat yang mogok. Kami pun bergeser ke kiri, dan ternyata saran G-Maps benar, di sini arusnya lebih  cair.

Oh iya, sore ini saya diantar oleh kawan-kawan baik, @yusron dan @nanjar.arief. Mereka yang jadi guide saya selama saya di desa rantau. Terima kasih saya sampaikan pada Mas @yusron yang dengan selamat membawa saya tepat waktu. Terima kasih juga sama @nanjar_arief yang menyelipkan oleh-oleh bekal untuk saya makan diperjalanan. Terima kasih banyak ya.


Sampai di bandara, ternyata saya salah gate. Sudah mepet, eh pake salah. Kembali deh adrenalin berpacu, deg-deg ser juga tuh saat itu, cemasnya bukan maen. Tapi ternyata, masih ada waktu. Kedatangan saya terlambat saat boarding memberikan keuntungan tersendiri pada akhirnya nanti.

Proses boarding selesai, check-check akhirnya masuk ke ruang tunggu. Sampai ruang tunggu dapat kabar, pesawat delay 1,5 jam lebih. Ya, hanya bisa pasrah aja sih. Kebetulan saya pun memang sudah siap untuk itu, bahkan kalau pun delay harapan saya bisa lebih 4 jam, dengan harapan kompensasi hahaha. Kebetulan, banyak penerbangan yang delay sore ini, maklum karena cuaca sore ini sedang tidak bersahabat.


Oh ya, sedikit intermezo. Ditengah delay dikarenakan cuaca ini, ada saja penumpang yang ngomel-ngomel. Padahal ya, delay ini demi keselamatan penerbangan, tapi ada saja manusia yang seperti ini. Saya pikir, lebih baik terbangkan saja dia, siapa tahu kecelakaan, supaya dia menyadari apa arti delay untuk keselamatan. Cuaca memang tidak bisa disalahkan, ujung-ujungnya ya pasrah saja.


Kembali ke laptop. Akhirnya tiba juga waktunya berangkat. Ternyata pesawat yang dijadwalkan membawa saya terbang itu diganti, entah ada masalah teknis apa. Tapi tidak masalah lah, yang penting bisa terbang. Oh iya, sebelum masuk pesawat dikasi snack gitu, entahlah apa snack ini adalah permintaan maaf karena delay, atau memang bagian dari pelayanan ya, entahlah.


Penerbangan lancar, selama di udara saya full tidur dari sejak take off hingga landing. Tiba di Soeta, waktu sudah mepet tengah malam, pergantian tahun baru China, imlek. Lihat Google, schedule bus antar jemput bandara Soeta - Depok terakhir adalah jam 24:00. Turun pesawat, saya lihat MiBand saya tunjukan sisa waktu 15 menit. Belum ambil bagasi, apa bisa saya dapat bus terakhir hari ini.


Kembali lah, deg-deg ser, adrenalin kembali dipacu. Ternyata, keberuntungan berpihak pada saya, bagasi saya keluar lebih awal ternyata. Inilah untungnya boarding terlambat, jadi bisa keluar tas lebih dulu. Oke, saya jadi ada waktu beberapa menit sebelum keberangkatan bus bandara.

Tunggu, menunggu, lihat MiBand menunjukan sudah lewat tengah malam, tapi bus tidak juga kelihatan. Apa ketinggalan ya? Kembali saya dibuat cemas, apalagi ketika cek transportasi online dari Soeta menuju Depok, harganya 350K, wow, gelo! Akhirnya, nyaris pasrah, ya mau tidak mau tunggu sampai besok pagi saja lah, kebetulan smartphone juga sudah lowbet.

Tapi, sambil masih berharap, saya tetap mencoba mencari bus bandara, berharap bus terakhir ke Depok masih belum lewat. Saya akhirnya coba berjalan ke arah "tumpukan" bus di lokasi berbeda. Ternyata ada teriakan, "Depok, Depok, terakhir!" Mendengar suara itu, langsung saya bergegas menuju suara itu dan naik bus yang saya cari itu. Rasanya itu legah, sambil ucap syukur, "Puji Tuhan, Terima kasih Yesus."


Kebetulan di dalam bus pun kosong, ternyata bus ini baru masuk terminal kedatangan pertama, jadi belum banyak penumpang yang diangkut, jadi saya bisa memilih tempat duduk. Dan karena bus ini terakhir hari itu, jadi banyak penumpang yang memanfaatkannya, daripada harus bermalam di bandara, akhirnya ada 11 penumpang yang harus berdiri sepanjang perjalanan.

Sampai di Margonda, saya turun bus. Beruntung saya langsung dapat ojol, tidak menunggu lama, kebetulan pas smartphone lowbet parah. Akhirnya ojol berhasil menghantar saya sampai tujuan.

Berhubung lapar, karena belum makan malam, pas banget warkop dekat kos masih buka, mlipirlah saya ke sana untuk isi perut. Akhirnya, saya bisa tidur dengan perut kenyang. Dan beruntungnya lagi, besok adalah tanggal merah dan libur, horay, time to rest!

Ya, inilah keberuntungan yang saya rasakan dimalam pergantian tahun baru China, imlek di 2018 ini. Semua yang saya hadapi nampaknya seperti penuh kecemasan, namun ternyata ketika mencoba pasrahkan semuanya pada cara-Nya, ternyata ada jalan dimudahkan-Nya, ya itulah keberuntungan yang diberikan pada saya hari ini. Terima kasih Tuhan atas lindungan selama perjalanan.

Sedikit oleh-oleh beberapa dokumentasi yang bisa saya ambil, di perjalanan saya hari ini, dimalam pergantian tahun baru China, imlek tahun ini. Semoga ditahun anjing tanah ini, keberuntungan dan keberkahan selalu menyertai. Akhir catatan, saya mau sekalian Gong Xi Fat Cai bagi yang merayakannya. Sampai jumpa dicatatan yang lainnya.cpr.

Posting Komentar

0 Komentar